MAKALAH TENTANG MANUSIA
DAN PENDERITAAN
DISUSUN OLEH :
NAMA
: HENDRI TRI
ATMOJO
KELAS
: 1KA22
NPM : 12119798
ILMU BUDAYA DASAR
FAKULTAS ILMU TEKNOLOGI DAN INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kepada Allah swt. atas limpahan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu halangan yang berarti. Tidak lupa
sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan nabi
besar Muhammad SAW.
Adapun tujuan dari
penyusunan makalah yang berjudul manusia dan penderitaan ini adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya
tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
Tidak lupa ucapan
terimakasih kami tujukan kepada pihak-pihak yang turut mendukung
terselesaikannya makalah ini,
Kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka
dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi terciptanya
makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan semoga dengan hadirnya makalah ini
dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian.
Hormat kami,
penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................... i
Kata Pengantar...................................................................ii
Daftar
Isi.......................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang...............................................................1
1.2 Rumusan
Masalah……………………………………………………….1
1.3Tujuan……………………………………………………………………………1
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Penderitaan……..……………………………….……3
2.2 Hubungan
Manusia dan Penderitaan…………………....4
2.3 Cara
Manusia Menghadapi Penderitaan………………...5
2.3.1
Siksaan…………………………………………………………….5
2.3.2 Kekalutan
Mental………………………………………….7
2.4 Sebab-Sebab Terjadi
Penderitaan …………………..10
2.5 Pengaruh
Penderitaan………………………………….……….12
2.6Wujud
Kebudayaan………………………………………………….9
2.7 Orientasi Nilai
Budaya………………………………………….10
BAB III PENUTUP………………………………………………14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap manusia yang hidup di dunia
pasti pernah merasakan penderitaan. Baik itu ringan atau berat. Hidup tidaklah
selalu bahagia tuhan memiliki caranya sendiri untuk mengukursebarapa kuat iman
kepadanya. Hidup di duniapun tidak selalu menderita, sedih, ataupun
susah.Terkadang saat manusia terlalu terbuai dengan kesenangan duniawi manusia
akan melupakan batasan-batasan yang ada sehingga tuhan akan memberikan cobaan
untuknya yang membuatnya menderita
Penderitaan selalu datang tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan , jam berapa, menit keberapa, dan detik keberapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Manusia hanya perlu menjalani hidupnya dengan sebaik baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai kepercayaan yang ia anut.
Penderitaan selalu datang tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan , jam berapa, menit keberapa, dan detik keberapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Manusia hanya perlu menjalani hidupnya dengan sebaik baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai kepercayaan yang ia anut.
1.2 Rumusan
Masalah
1.Apa pengertian dari penderitaan?
2.Apa hubungan manusia dengan penderitaan?
3.Bagaimana cara manusia menghadapi penderitaan?
4.Apa saja sebab terjadi penderitaan?
5.Apa pengaruh dari penderitaan?
1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian penderitaan
2.Untuk mnegetahui hubungan manusia dengan penderitaan
3.Untuk mengetahui bagaimana cara manusia
menghadapi
penderitaan
4.Untuk mengetahui apa saja sebab terjadi penderitaan
5.Untuk mengetahui pengaruh dari penderitaan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penderitaan
Penderitaan
adalah menanggung atau menjalani sesuatu yang sangat tidak menyenangkan yang
dapat dirasakan oleh manusia. Setiap manusia pasti pernah mengalami penderitaan
baik secara fisik maupun batin. Penderitaan juga termasuk realitas dunia dan
manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan
ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat tidaknya
suatu intensitas penderitaan.
Suatu peristiwa yang dianggap
penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan suatu penderitaan bagi orang
lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi
seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Memang harus diakui, di antara kita dan
dalam masyarakat masih terdapat banyak orang yang sungguh-sungguh berkehendak
baik, yaitu manusia yang merasa prihatin atas aneka tindakan kejam yang
ditujukan kepada sesama manusia yang tidak saja prihatin, melainkan berperan
serta mengurangi penderitaan sesamanya, bahkan juga berusaha untuk mencegah
penderitaan atau paling tidak menguranginya, serta manusia yang berusaha keras
tanpa pamrih untuk melindungi, memelihara dan mengembangkan lingkungan alam
ciptaan secara berkelanjutan. Ada keinginan alamiah manusia untuk menghindari
penderitaan. Tetapi justru penderitaan itu merupakan bagian yang terkandung
dalam kemanusiaannya.
2.2 Hubungan
Manusia dan Penderitaan
Allah
adalah pencipta segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Dialah yang maha
kuasa atas segala yang ada isi jagad raya ini. Beliau menciptakan mahluk yang
bernyawa dan tak bernyawa. Allah tetap kekal dan tak pernah terikat dengan
penderitaan.
Mahluk bernyawa
memiliki sifat ingin tepenuhi segala hasrat dan keinginannya. Perlu di pahami
mahluk hidup selalu membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti memerlukan
bahan pangan untuk kelangsungan hidup, membutuh air dan udara. Dan membutuhkan
penyegaran rohani berupa ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi manusia akan
mengalami penderitaan. Dan bila sengaja tidak di penuhi manusia telah
melakukang penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi patokan untuk selalu di
penuhi akan membawa pada kesesatan yang berujung pada penderitaan kekal di
akhirat.
Manusia sebagai
mahluk yang berakal dan berfikir, tidak hanya menggunakan insting namun juga
pemikirannya dan perasaanya. Tidak hanya naluri namun juga nurani.
Manusia
diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia namun manusia tidak dapat berdiri
sendiri secara mutlah. Manusia perlu menjaga dirinya dan selalu mengharapkan
perlindungan kepada penciptanya. Manusia kadang kala mengalami kesusahan dalam
penghidupanya, dan terkadang sakit jasmaninya akibat tidak dapat memenuhi
penghidupanya.
Manusia
memerlukan rasa aman agar dirinya terhidar dari penyiksaan. Karena bila tidak
dapat memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa sakit. Manusia selau
berusaha memahami kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi kehendak untuk
mencapai hasrat, walau tidak menderita didunia, namun sikap memenuhi kehendak
hanya akan membawa pada pintu-pintu kesesatan dan membawa pada penyiksaan
didalam neraka.
Manusia didunia
melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa pada penderitaan dan rasa sakit.
Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul dari penyakit rohani. Manusia
mendapat penyiksaan di dunia agar kembali pada jalan Allah dan menyadari
kesalahanya. Namun bila manusia tidak menyadari malah semakin menjauhkan diri
maka akan membawa pada pederitaan di akhirat.
Banyak yang
salah kaprah dalam menyikapi penderitaan. Ada yang menganhap sebagai menikmati
rasa sakit sehingga tidak beranjak dari kesesatan. Sangat terlihat penderitaan
memiliki kaitan dengan kehidupan manusia berupa siksaan, kemudian rasa sakit,
yang terkadang membuat manusia mengalami kekalutan mental. Apa bila manusia
tidak mampu melewati proses tersebut dengan ketabahan, di akherat kelak dapat
menggiring manusia pada penyiksaan yang pedih di dalam neraka.
2.3 Cara Manusia Menghadapi
Penderitaan
Bagaimana
manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? penderitaan fisik yang dialami
manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau
menyembuhkannya, sedangkan penderitaan psikis penyembuhannya terletak pada
kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya.
2.3.1 Siksaan
Penderitaan
biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau
penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan
rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang
menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan
sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam,
hukuman, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda
atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan
sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat
digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan
kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Arti siksaan,
siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian,
ketakutan.
Siksaan Yang Sifatnya Psikis :
a. Kebimbangan
memiliki arti
tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan dipilih.
b. Kesepian
merupakan
rasa sepi yang dia alami pada dirinya sendiri / jiwanya walaupun ia dalam
lingkungan orang ramai.
c. Ketakutan
adalah sebuah
sesuatu yang tidak dinginkan yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan
batin. Bila rasa takut itu dibesar – besarkan tidak pada tempatnya, maka
disebut sebagai phobia.
penyebab seseorang merasakan ketakutan, antara lain:
1. Claustrophobia dan
agrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.
2. Gamang adalah
rasa takut akan tempat yang tinggi.
3. Kegelapan adalah
rasa takut bila seseorang berada di tempat gelap.
4. Kesakitan merupakan
ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
5. Kegagalan ketakutan dari
seseotang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami
kegagalan.
Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia
adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus
ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya
ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problem
nya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan
pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh
karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat
keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
2.3.2 Kekalutan
Mental
Penderitaan
batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih
sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan
seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan
bertingkah laku secara kurang wajar.
Gejala
permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah:
1. Nampak pada jasmani yang
sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. Nampak pada kejiwaannya dengan
rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
3. Selalu iri hati dan curiga, ada
kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif,
berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
4. Komunikasi sosial putus dan ada
yang disorientasi social
5. Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri
sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang
melankolis)
6. Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari
adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
Tahap-tahap
gangguan kejiwaan adalah :
1. Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala
kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental
breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
4. Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah
menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan
kecemasan.
5. Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini
terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil,
mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang
tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan
yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih
parah.
6. Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan
bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga
peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami
gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula
sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan
dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.
Sebab-sebab
timbulnya kekalutan mental :
1.Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau
mental yang kurang sempurna.
2. Terjadinya konflik sosial budaya.
3. Cara pematangan batin yang salah dengan
memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Proses
kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif
dan negatif.
1.Positif; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik
sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut,
ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya.
2.Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga
yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapai
nya apa yang diinginkan.
Bentuk
frustrasi antara lain :
1.Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi
yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hipertensi atau
tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2. Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang
primitif atau ke kanak-kanakan
3. Fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu
pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu.
4. Proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau
memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif kepada orang
lain.
5. Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan
seseorang yang sukses dalam imaginasinya
6. Narsisme; adalah self love yang berlebihan
sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari pada orang lain.
7. Autisme; ialah menutup diri secara total dari
dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasi
nya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderitaan
kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1.Kota – kota besar
2.Anak-anak muda
3.Wanita
4.Orang yang tidak beragama
5.Orang yang terlalu mengejar materi
2.4 Sebab-Sebab Terjadi
Penderitaan
Apabila kita kelompokkan secara
sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan
manusia dapat diperinci sebagai berikut:
1.Penderitaan yang timbul karena
perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk
manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan
alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini
dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang
dapat memperbaiki nasibnya. Allah SWT berfirman, aku tidak akan pernah merubah
nasib hambaku melainkan hambaku sendirilah yang merubahnya. Sudah jelas Tuhan
tidak akan mengubah nasib hambanya, karena atas usaha hambanya sendirilah yang
bisa mengubah nasibnya itu. Adapu perbedaan antara nasib buruk dan takdir,
kalau takdir Tuhan yang menjadi penentunya sedangkan nasib buruk itu manusialah
penyebabnya. Karena perbuatan buruk antara sesama manusia menyebabkan
menderitanya manusia yang lain, contohnya:
a. Pembantu rumah tangga yang
diperkosa, disekap, dan disiksa oleh majikannya, sudah pantas jika majikannya
yang biadab itu diganjar dengan hukuman penjara oleh pengadilan negeri Surabaya
supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki sekaligus merasakan penderitaan yang
telah diberikan kepada orang lain. Sedangkan pembantu yang telah menderita itu
dipulihkan.
b. Perbuatan buruk orang tua Arie
Hanggara yang menganiaya anak kandungnya sendiri sampai mengakibatkan kematian,
sudah pantas jika dijatuhkan hukuman oleh pengadilan Negeri Jakarta Pusat
supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasakan penderitaan
anaknya.
c. Perbuatan buruk para pejabat
pada zaman orde lama dituliskan oleh seniman Rendra dalam puisinya “bersatulah
pelacur-pelacur kota Jakarta,” perbuatan buruk yang merendahkan derajat kaum
wanita tidak lebih dari pemuas nafsu seksual. Karya Rendra ini dipandang
sebagai salah satu usaha memperbaiki nasib buruk itu dengan
mengkomunikasikannya kepada masyarakat termasuk pelacur ibu kota itu.
2. Penderitaan timbul karena
penyakit, siksaan / azab Tuhan.
Penderitaan
manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun
kesabaran , tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk
mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami
manusia. Beberapa kasus penderitaan dapat diungkapkan bentuk ini:
a. Seorang anak lelaki buta sejak
dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, kecerdasan
luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata hatinya terang
benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di
Universitas., dan akhirnya memperoleh gelar Doktor di Universitas Di Sorbone
Perancis. Dia adalah Prof. Dr. Thaha Husen, Guru besar Universitas di Kairo
Mesir
b. Nabi Ayub mengalami siksaan
Tuhan, tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini. Bertahun-tahun ia menderita
penyakit kulit, sehingga istrinya bosan memeliharanya, dan ia dikucilkan.
Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan, sembuhlah Ia dan tampak lebih muda,
sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi. Di sini kita dihadapkan kepada
masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga
sikap hidup yang lemah, seperti kesetiaan dan kesabarn sang istri yang luntur,
karena penyakit Nabi Ayub yang lama.
b. Tenggelamnya Fir’aun di laut merah
seperti disebutkan dalam Al-Qur’an adalah azab yang dijatuhkan Tuhan kepada
orang yang ampuh dan sombong. Fir’aun adalah raja mesir yang mengaku dirinya
Tuhan. Ketika Fir’aun bersama bala tentaranya mengejar Nabi Musa dan –para
pengikutnya menyeberangi laut merah, laut itu terbelah dan Nabi Musa serta para
pengikutnya berhasil melewatinya. Ketika Fir’aun dan tentaranya berada tepat
ditengah belahan laut merah itu, seketika juga laut merah itu tertutup dan
mereka semua tenggelam.
2.5 Pengaruh Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan
mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap
yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif
misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh
diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal
kemudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dan sikap negatif
ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak
punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis
mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dan penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya
bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah,
bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa,
ia berjuang menentang kawin paksa; anti ibu tiri; anti kekerasan, ia berjuang
menentang kekerasan, dan lain-lain.
Apabila sikap negatif dan sikap positif
ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada pembaca, penonton, maka para
pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa
kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat
dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan
dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan yang
harus disingkirkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada hakekatnya
penderitaan dan manusia itu berdampingan bahkan penderitaan itu selalu ada pada
setiap manusia karena penderitaan merupakain rangkaian dari kehidupan. Setiap
orang pasti pernah mengalami penderitaan. Penderitaan itu dapat teratasi
tergantung bagaiaman seseorang menyikapi penderitaan tersebut. Banyak
hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dari penderitaan. Tidak semua
penderitaan yang dialami oleh seseorang membawa pengaruh buruk bagi orang yang
mengalaminya. Melainkan dengan penderitaan kita dapat mengetahui kesalahan apa
yang telah kita perbuat atau sebagai media untuk menginstropeksi diri. Karena
penderitaan tidak akan muncul jika tidak ada penyebabnya. Agar manusia tidak
mengalami penderitaan yang berat untuk itu manusia harus bisa menjaga sikap dan
perilaku baik kepada sesama manusia, alam sekitar, maupun kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Karena dengan kita menjaga sikap dan perilaku antar sesama manusia,
alam sekitar, dan Tuhan Yang Maha Esa, kita akan hidup dengan nyaman dan
tentram tidak ada gangguan dari siapapun. Selain itu kita harus yakin dan
percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan
umatnya.
3.2 Saran
Untuk
lebih mudah menerima segala kesedihan dan penderitaan hidup kita harus lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan berserah diri dan menerima segala sesuatu yang
ada dengan syukur selalu. Karena dalam masalah yang ada pasti ada makna yang
tersembunyi didalamnya sehingga kita harus membuatnya menjadi pengalaman hidup,
karena pengalaman hidup adalah huru yang terbaik
DAFTAR PUSTAKA
Widyo Nugroho,
Achmad Muchji. 1994. Seri diktat kuliah Ilmu Budaya Dasar.
Jakarta: Universitas Gunadarma
Dalam buku Ilmu
Budaya Dasar, Karya Yulia Budiwati
Dalam buku Ilmu
Budaya Dasar, penerbit Gramedia
Http://ms.wikipedia.org/wiki/penderitaan
Http://egapramesti.wordpress.com/2011/04/30/Manusia-dan-penderitaan/
Http://hasqial.blogspot.com
Http://hadiprianto.blogspot.com/2014/04/manusia-dan-penderitaan.html
Comments
Post a Comment